Monday, November 17, 2008

TIGA CINTA


Seorang teman malam itu bercerita tentang temannya yang sedang bersedih karena terlambat bertemu sang kekasih hati. Ng... tepatnya, terlambat dipertemukan kembali. Setelah bertahun-tahun memendam perasaan yang mendalam, dipaksa menyerah oleh kenyataan kalau sang kekasih sudah bersama yang lain, di saat temannya temanku itu akhirnya menyerah pada takdir dengan menikahi Mr. Why Not... why does he appear now? Dengan status bebas, lagi! Apa maksudnya ini?

Temannya temanku bertanya pada temanku, what should I do? He's the love of my life... But i can't just leave, 'cause I got life now! Pasti pingin banget bisa menjadi egois di saat kita sedang ada di posisi itu.

Tapi temanku sebagai teman dengan tegas mengatakan, NO! Menerima konsekuensi dan bertanggung jawab dengan apa yang sudah dipilih, itu kan yang orang dewasa lakukan? Temanku juga sedikit menasihati, kalo aja kamu mau bersabar, you'd deserve him and he'd deserve you too... Kalimat yang pasti semakin membuat temannya temanku menyesal!

Aku menyela, memotong ceritanya, menyinggung kembali kenyataan bahwa seseorang mungkin aja menemui jodohnya dengan harus melewati jodoh yang lain dulu. Ada banyak contohnya kan? Menikah, bercerai, menikah lagi... Baru happily ever after. Mungkin aja temannya temanku salah satunya. Menyakitkan sih.. Tapi kalo harus begitu jalannya? Nggak semua orang beruntung melewati jalan normal untuk bisa bersama cinta sejatinya kan?

Tapi temanku kekeuh. Temannya temanku itu sudah memilih. Dia nggak bisa dong ninggalin suami & anak-anaknya cuma untuk memenuhi keinginan masa lalu yang sekarang ditawarkan di depan mata? Terus, kalo ternyata hidup setelahnya nggak sesuai dengan harapan, dia mencari lagi? Atau menyesali? Gitu?

Aku berpikir, ya mungkin begitu yang namanya hidup... Terus, terus dan terus mencari kebahagiaan. Kalau dalam pencariannya harus menyakiti, well..., people hurt... But people will smile again sooner or later, though..

Tapi tiba-tiba saja, jadi teringat perkataan seorang teman yang lain. Tentang tiga cinta, pilihan yang mungkin bisa diambil temannya temanku itu untuk lebih berbahagia.

"Lebih beruntung tentunya kalau kita end up dengan: cinta pertama untuk dikenang, cinta sejati yang tak mampu dimiliki dan tetap hidup di hati, dan cinta pasangan kita saat ini. Lebih baik punya 3 cinta daripada 1 kan?"

Iya yah... Jadi, sebenernya beruntung banget temannya temanku itu! Pasti dia punya cinta pertama dong? Punya suami yang mencintainya sekarang dan... punya cinta kekasih hati yang hanya dia, dia, dan Dia yang tahu... (dan temanku, dan aku juga; tentunya...)

No comments: