Tuesday, November 25, 2008

JUST...


Lama nggak 'terlibat' dengan seeorang, mulai berdatangannya undangan pernikahan disusul dengan kehilangan lagi satu teman, direnggut oleh perubahan status dari single menjadi married; membuat relationship-alert-ku semakin kenceng. But it's not about frustated atau seperti kebanyakan orang yang mengalami ini, jadi ngerasa diburu deadline untuk cepat-cepat menemukan seseorang, NO! Aku juga nggak mau kok kalo end up hanya dengan Mr. Why Not... Mungkin, ini lebih kepada... the idea: maybe now could be my time too...

Just...

When this someone-guy, Mr. Should Be Tried, datang dari masa lalu, aku nggak bisa membendung rasa excited-ku. Apalagi semua kejadian belakangan ini kok seperti pertanda ya? Tapi, yah... memang segala yang sempurna itu bisa jadi nggak berakhir seperti yang kita harapkan. Begitu kami bertemu... hm...

Just...

We got nothing in common! (What?! Again?! Mau berkilah lagi dengan alasan itu?! Atau jangan-jangan aku memang mulai alergi sama yang namanya komitmen, sampai-sampai begitu udah ditawarin di depan mata pun, masiiiih aja demanding?)

Hey! Hey! Tar dulu!

It's just...

He keep talking about how awful being the last single man-standing on his office; about those wedding invitations, or in the other words... "Honey, we've flirted on text messages, emails, and phones, so, let's get married!"

I was freak out!

Or was I?

Karena aku inget banget kok malem itu aku masih bicara dengan speed normal, instead of tiba-tiba bungkam atau bicara cepat kayak kalo biasanya aku nervous? Bahkan aku masih bersedia diantar pulang!

Just...

I realized, ternyata aku nggak segitunya menginginkan ini semua. Ketika bukan bersama orang yang benar-benar aku inginkan, what I felt at that nite is.. I never missed my single best friends that much...

Monday, November 17, 2008

TIGA CINTA


Seorang teman malam itu bercerita tentang temannya yang sedang bersedih karena terlambat bertemu sang kekasih hati. Ng... tepatnya, terlambat dipertemukan kembali. Setelah bertahun-tahun memendam perasaan yang mendalam, dipaksa menyerah oleh kenyataan kalau sang kekasih sudah bersama yang lain, di saat temannya temanku itu akhirnya menyerah pada takdir dengan menikahi Mr. Why Not... why does he appear now? Dengan status bebas, lagi! Apa maksudnya ini?

Temannya temanku bertanya pada temanku, what should I do? He's the love of my life... But i can't just leave, 'cause I got life now! Pasti pingin banget bisa menjadi egois di saat kita sedang ada di posisi itu.

Tapi temanku sebagai teman dengan tegas mengatakan, NO! Menerima konsekuensi dan bertanggung jawab dengan apa yang sudah dipilih, itu kan yang orang dewasa lakukan? Temanku juga sedikit menasihati, kalo aja kamu mau bersabar, you'd deserve him and he'd deserve you too... Kalimat yang pasti semakin membuat temannya temanku menyesal!

Aku menyela, memotong ceritanya, menyinggung kembali kenyataan bahwa seseorang mungkin aja menemui jodohnya dengan harus melewati jodoh yang lain dulu. Ada banyak contohnya kan? Menikah, bercerai, menikah lagi... Baru happily ever after. Mungkin aja temannya temanku salah satunya. Menyakitkan sih.. Tapi kalo harus begitu jalannya? Nggak semua orang beruntung melewati jalan normal untuk bisa bersama cinta sejatinya kan?

Tapi temanku kekeuh. Temannya temanku itu sudah memilih. Dia nggak bisa dong ninggalin suami & anak-anaknya cuma untuk memenuhi keinginan masa lalu yang sekarang ditawarkan di depan mata? Terus, kalo ternyata hidup setelahnya nggak sesuai dengan harapan, dia mencari lagi? Atau menyesali? Gitu?

Aku berpikir, ya mungkin begitu yang namanya hidup... Terus, terus dan terus mencari kebahagiaan. Kalau dalam pencariannya harus menyakiti, well..., people hurt... But people will smile again sooner or later, though..

Tapi tiba-tiba saja, jadi teringat perkataan seorang teman yang lain. Tentang tiga cinta, pilihan yang mungkin bisa diambil temannya temanku itu untuk lebih berbahagia.

"Lebih beruntung tentunya kalau kita end up dengan: cinta pertama untuk dikenang, cinta sejati yang tak mampu dimiliki dan tetap hidup di hati, dan cinta pasangan kita saat ini. Lebih baik punya 3 cinta daripada 1 kan?"

Iya yah... Jadi, sebenernya beruntung banget temannya temanku itu! Pasti dia punya cinta pertama dong? Punya suami yang mencintainya sekarang dan... punya cinta kekasih hati yang hanya dia, dia, dan Dia yang tahu... (dan temanku, dan aku juga; tentunya...)

Thursday, November 13, 2008

ANEH YANG INDAH


Kok pulangnya malem banget? Pulangnya sama siapa?


Aku tersenyum-senyum sendiri. Rasanya aneh ada yang bertanya kayak gini. Lebih aneh lagi reaksiku yang cuma senyum-senyum sendiri.

Malam itu aku nggak langsung membalas SMS-nya karena tiba-tiba seseorang datang mengajakku turun berdansa.

Aku berdansa, mengikuti dentum-dentum musik; bukan dari DJ yang memainkan turntable, tapi musik riang dalam hatiku. "Dum du di dam dam dam dam...", berbaur dengan rasa aneh yang masih membekas seusai membaca SMS itu.


After all this time... Ada yang complain aku pulang malam... Rasanya aneh. Aneh yang indah...

ARE YOU PERFECT?


Perfect is unperfect.
Ada seseorang yang udah dapetin semua yang dia mau, yang dia impikan, yang dia inginkan dalam hidup: cantik, kaya, pinter, suami setia, anak-anak lucu, pekerjaan asyik dengan gaji berlebih, mertua baik... Apa ada lagi yang lebih bagus dari itu?
Rasanya itu pertanyaan yang wajar terlontar.
Namun ternyata, setelah semuanya ada, justru hidup itu sendiri yang nggak ada. Being alive.
Nggak ada lagi harapan yang menunggu, nggak ada lagi tantangan, nggak ada lagi yang dikejar. Jadi, untuk apalagi hidup?
Makanya, si orang ini berselingkuh. Perbuatan yang memicu semua orang bertanya: KURANG APA SIH?!

Ada banyak orang yang merasa susaaaaah banget dapetin sesuatu yang dia mau, dia impikan, dia inginkan. Berasa hidup nggak lengkap walaupun yang lainnya udah didapat. Cantik, kaya, pinter, kerjaan bagus, suami ganteng dan setia... Tapi, untuk siapa sih harta kita kalo nggak ada anak? Bukannya kita kerja keras untuk masa depan anak-anak ya?
Cantik, kaya, pinter, karir oke, banyak teman... Tapi, belum juga punya pasangan. Berasa sepi di tengah keramaian nggak sih?
Kaya, karir oke, pinter, banyak temen, suami ganteng dan setia, anak-anak lucu, mertua baiiiiik banget, tapi... Gemuk! Nggak cantik! Ugh, rasanya pingiiin sekali bisa pake high waist yang keren itu!
Selaluuuu aja yang kurang dalam hidup!
But at least, orang-orang ini hidup, bukan? Nggak mesti menciptakan hidup (dengan berselingkuh, mungkin?)
Selama masih hidup, masih ada pengharapan dooong?
Ada yang dikejar: punya anak, cari pasangan, punya badan langsing, jadi kaya, berkarir setinggi langit...
Well, suddenly unperfect is perfect, for life...