Monday, August 27, 2007

DEEP BREATHING OF THE WHEN-WE-QUESTIONS


*Exhale*
Capek kerja

*Inhale*
*Exhale*

Capek ber-what-if

*Inhale*
Ca

*Exhale*
Pek ngarep


hehehehe, ujungnya curhat...


Ketika kita merasa ada yang lain antara kita dan seseorang, salah kitakah? Ketika kita ingin dia ada, selalu bisakah? Ketika kita sadar dia tak ada, salah diakah? Ketika kita ingin dia tahu, lebih baik jangankah? Ketika kita mulai tersiksa, harus berhentikah? Ketika kita maksa berhenti, hanya pura-purakah? Ketika kita mencoba realistis, too much hard to yourself-kah? Ketika kita tak ingin kehilangan, harus bagaimanakah? Ketika kita tahu mana yang terbaik tapi kita ingin apa yang kita mau, pilih yang manakah?

The same love pattern
Can't you just be more careful with your heart?



*Exhale*
Kesalahan masa lalu

*Inhale*
*Exhale*

Mengulanginya

*Inhale*
Kele

*Exhale*
Dai-kah?

PEKERJAAN INIH




Aku lapar.


Makan apa ya malem ini?


Tapi nggak ada makanan yang menarik untuk malam ini. Padahal aku laper banget!




Pekerjaan inihhhhhhhh! *Membanting mouse, membunuh semut yang melintas, mengacak kertas-kertas di meja, kemudian menyesal karena menyenggol gelas dan tumpah*




Kemarin Pinky berkomentar sambil tetap nggak memalingkan mata dari MacBook-nya, "Kayaknya udah mulai nggak punya kehidupan nih, Ibu ini!"


Gara-garanya, aku teteeeeeup masuk kantor walaupun hari itu adalah Minggu.




Oh, God, oh, Boy, oh, no!!!!




Apakah akan hanya saat ini menjelang hectic-nya Ramadhan? Apakah akan berangsur-angsur menjadi sebuah kenyataan yang harus aku terima, membeku/ membusuk/ menggendut/ menjadi menyebalkan/ mengendur pipiku/ berkeriput/ menjadi feminis/ membenci pesta perkawinan/ menolak ikut nomat, di pojok ruangan ini?




Tidaks!!!




Tapi bagaimana?


Ketimbang pulang dan tetep mikirin kerjaan dan ujung-ujungnya nggak bisa tidur juga? Bukannya lebih baik mencicil menyelesaikan semua pekerjaan ini?




Pekerjaan inihhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh! *Memencet tuts huruf h dengan keras*


Kenapa terperangkap cinta dengan pekerjaan inihhhh? Kenapa aku nggak memilih untuk menjadi pegawai bank, akuntan, sekretaris, pengacara, atau polisi? Pekerjaan yang wajar-wajar ajalah! Pekerjaan yang ikut meratifikasi perlindungan hak asasi manusia?




Apakah yang kucari selama ini?


Tunggu! Mari kita belajar dari sebuah film, "Notebook". Listen to 'what you want' not 'what you need'. 'What you want' adalah yang seharusnya menjadi tujuan hidup manusia. Sementara 'what you need', biarlah Tuhan yang menyelesaikan. (Dua kalimat terakhir bukanlah message dari film "Notebook", hanya sekedar pendapat pribadi penulis).




Hmmmmmmm.... Yang aku inginkan adalah.... Yang aku inginkan adalah....


Pekerjaan yang tidak menggunakan seragam.


Berarti polisi dan pegawai bank, coret dong?




Terusssss, yang kuinginkan adalah... apa yahhh....?


Aku ingin pekerjaan yang tidak membosankan. Bervariasi jenis pekerjaannya. Nggak cuma ngetik atau ngitung.


Berarti sekretaris dan akuntan coret juga dong?




Yang bersisa adalah pengacara.


Tapi aku nggak suka menyerang, menghakimi, dan menyakiti perasaan orang lain, apalagi membuat seseorang dipenjara! Wah, itu sepertinya bukan tugasku! Yeah, walaupun keras kepala dan like-arguing-lots-ku bisa mendukung banyak kalo aku jadi pengacara.




Guru!


Tapi guru pake seragam...


Pramugari juga.


Pemain bola juga.




Satu-satunya jalan adalah...


Aku bisa menjadi peragawati atau foto model! Atau aktris dan bintang iklan!


Hehehehehhehehe.....


Nggak pake seragam kan? Kerjanya nggak membosankan juga. Ketemu dengan orang-orang baru setiap hari. Bayaran oke. Nggak perlu menyakiti hati orang lagi!




M.a.s.a.l.a.h.n.y.a.a.a.a.a.a.a....


Siapa yang mau make gueeeee? Tinggi aja pas-pasan 160.


Hehehehe....




Lho? Kita kan lagi bicarakan 'apa yang aku mau'.


Terserah dong?!?!?!




Tampaknya aku sudah mulai gila. Dari berpikir mau makan apa malam ini, tapi aku malah menghabis-habiskan waktu dengan menulis postingan ini.


Hhhhhhhhhhhh..........


Pekerjaan inihhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!! *Memejamkan mata rapat-rapat sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan kuat*




Tetap... Tetaplah berpikir... Fokus.... Tetaplah berpikir.... It'll bring you something...BIG.


BIG trouble! Hahahaha!


Just kidding :D




Keep fighting, Baby...


If they don't love you that much, God Loves you and... yourself loves you tooo... She won't let you sink in misery...


Hehehehe...




Udah, ah! Pulang dulu! Udah mulai gila nih!






Friday, August 24, 2007

LOVE



Easily comes only by one hug Simply disturbing me by bunch of cares Always can't stand of beautiful eyes Always stay in the same pond The savest one, friendship kind I'm flying high of this touch of intimate Overwhelmed in affection Deeply drowned in no direction Daydreaming everyday Keep in what- if-things Cannot sleep cannot eat cannot think Cannot stay in awareness Cannot stop this anxious Always worrying for one way love Afraid of endless hopes Dear God just let me know But don't make him know Unless the answer is Yes I love you too by the habit we share through


Sunday, June 24, 2007

WILL YOU MARRY ME?

Those were words i supposed to tell you that night. Before, that baby-in-bigger-body made me upset with his attitude.
Yahhh, gagal lagi deh acara melamar gw.
Padahal kemampuan gw mem-propose lelaki yang gw anggap "the one" selama ini hanya muncul di saat-saat gw depressed, nekat, ... dan kemudian melakukan hal-hal bodoh.
Dan untuk dapet moment itu lagi, gw harus menunggu sampai waktu yang nggak tentu.

Gw tahu kalimat itu nggak akan datang buat gw dari dia.
Mungkin dari orang lain, tapi, nggak dari dia.
Gw tahu dia sebenarnya mau, tapi, di hanya nggak bisa.
Atau mungkin cuma nggak berani?
Makanya, biarlah gw meringankan bebannya dengan mengambil bagian yang jadi tugas dia.

Uuuuugh, kapan gw dapat kesempatan lagi untuk ngajak dia tua bersama ya?
*sounds weird in bahasa, doesn't it?*

UPSET ME


Aku lelah.

Rasanya pingin banget give up.

Pingin banget nyerah.

Rasanya seperti sudah membentur dinding. Apa yang harus gw lakukan kalau sudah begini?


Gw ingin sekali bekerja dalam sebuah team. Gw gak mau sekedar menyuruh.

Tapi sepertinya sulit aja untuk berkata, "This is my way. If you're not in, just get out!"

Yeah, karena gw memang bukan orang seperti itu.


But frankly, I need to act such a bit*h.

And they ask me for that.

You'll see, I'm not a girl that doesn't get the office corner!

Huh!

Friday, May 11, 2007

MENURUT LOOO, JUDUL POSTING YG TEPAT APA YAAAAK?



Aku nggak boleh mengeluh ya?

nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolemengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggabolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggekbolahmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakboleh mengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.nggakbolehmengeluh.

ANOTHER LOVER IN OUR HEART Pt. 2




Nggak kebayang deh, akan seperti apa dan ada dimana gw sekarang kalau aja waktu itu bokap membiarkan gw pergi.

Yahhh, saat itu memang udah mencapai puncak keterkekangan gw banget, makanya gw udah nggak bisa memendam lebih lama lagi. Tapi, toh setelah kejadian itu pola lama kembali berlaku, yaitu gw sebagai anak tetep ada di posisi marginal. Sebagai anak, pilihannya nggak banyak. Seperti nyokap gw bilang, “Kamu kan nggak ujug-ujug pinter sendiri, ada yang ngajarin kamu, nyekolahin kamu...”

Rasanya pingin banget pada saat itu gw bilang, “And so? Mentang-mentang kalian orang tua, jadi kalian boleh berbuat apa aja atas hidup gw? Terus, kalian pastI selalu bener, gitu?”

Tapi, ya, sekali lagi... Dia adalah orang tua, dan kita adalah anak. And it's a big NO NO for the attitude!

Kalo dipikir-pikir, selain sebagai anak, kita kan juga hidup sebagai indivdu yang merdeka ya? Maksud gw, di suatu titik hidup kita akan bercabang dua, dan dua-duanya kemudian berjalan secara paralel.
Kenapa kita nggak kaya orang bule sih, dimana pas usia 18, kita diasumsiin udah sampai di titik percabangan itu. Terserah mau kemana dan mau ngapain, dengan berbekal ilmu dididikan ortu, harapannya sih jalan yang kita ambil bener.
Kewajiban orang tua selesai.
Ya, kalo mereka harus membesarkan dan mendidik kita sehingga kita nggak gede sendiri adalah kewajiban dan tanggung jawab beliau sebagai konsekuensi punya anak. Kalo ngerasa terbebani, kenapa dulu mutusin punya anak?
Karena, kok kayaknya nggak adil ya, kalo mereka ngungkit-ngungkit hal ini setiap ada konflik sama anak. Kalo soal ngebesarin dan ngeluarin biaya sih, ya anak nggak bisa ngapa-ngapain dengan itu! Kan bukan mau dia terlahir di dunia?

Balik lagi soal titik percabangan hidup, akan keliatan tuh hasil didikan berhasil atau nggak. Kalo si ortu ngedidik bener, percaya deh, si anak nggak bakalan neko-neko dan akan ngambil jalan hidup yang aman-aman aja.

... To be continued

Thursday, May 3, 2007

ANOTHER LOVER IN OUR HEART


Kita vs orang tua.

Ada aja hal-hal yang nggak bisa dipertemukan.
Pasti ada kok, sebaik apapun yang namanya komunikasi.
Selain kita emang individu mereka, kita dan mereka kan hidup di jaman yang berbeda.
Jaraknya satu generasi, means at least 17 taun deh (itu juga kalo nyokap bokap lo nikah muda!).
Apa sih yang lo harapin dari beda umur 17 taun? Nggak mungkin kita mengharapkan mereka berpikir kayak kita. Kita juga nggak mau dong, kalo disuruh mikir kayak mereka!
Belum lagi jarak yang namanya kasta.
Biar jelek, biar bodoh, biar kuno, biar kaku, biarpun gaptek; posisi mereka adalah orang yang melahirkan dan membesarkan kita.
Kalo bahasanya nyokap gw, "Kamu kan nggak ujug-ujug gede sendiri?!"

Iya juga sih, mereka kan orang tua, biar gimanapun juga...

Gw masih inget waktu gw di masa-masa pembangkangan. Yah, umur-umur 17 taun gitu deh...
Once, gw nggak tahan banget dengan cara didik bokap yang otoriter. Waktu dia lagi marah besar sama gw dan gw nggak terima dan dia nyuruh gw pergi dari rumah, ... gw kemas-kemas aja, gitu... Gw mau kalo memang gw harus keluar dari rumah!

Good for me, bokap memilih menelan gengsinya untuk buru-buru menutup pintu rumah sebelum gw nekat pergi. Tentunya dengan embel-embel mukul tembok sampai tangannya berdarah.


..........to be continued.

Sunday, April 29, 2007

CHALLANGE


Malam-malam... (Nggak malem-malem banget sih sebenernya)... Dalam perjalanan pulang, I kept thinking about 'what is the next chapter?'.

Mengingat sepertinya roda kehidupan gw kembali bergeser ke kemiringan 90 derajat, setelah kemaren sempet ada di posisi puncak euforia berbagai pencapaian.

And now? Masuk lagi ke episode pen-cape-an.

Hehehe...


Cape, Bo, mikirin betapa gw masih belum apa-apa dan bukan siapa-siapa. Sempet bikin lost in space juga, dimana gw ngerasa nggak ada pijakan, nggak ada pegangan... Persis sama dengan perasaan takut gw kalo disuruh berdiri di dalam air yang dalem banget (yang sampe sekarang nggak bisa gw lakukan walopun gw bisa berenang). Gw bergerak-gerak aja sebisa mungkin dengan gerakan yang nggak puguh, yang penting gw nggak tenggelam.

Hmmmm, ya, persis begitu tuh!


Tuntutan untuk mikir cepat, kerja cepat, mutusin dengan cepat (tapi keputusannya harus bener!), dan bisa ada di satu tempat trus pindah ke tempat lain untuk meeting, briefing, you name it apalah kepentingannya, harus cepat juga.

Damn! Enaknya sih gw langsung berdendang "... I'm not your superwoman...", lagunya Karyn White, di depan para 'DEWA' itu...

Tapi ya nggak bisa begitu juga! Secara gw digaji lebih untuk ke-superwoman-an gw, so I should be a superwoman, indeed!


Aaaaaaaarghhhhhh!!!!

Benda yang terbuat dari kaleng berbentuk segiempat berwarna oranye itu lagi-lagi menutupi jalan gw!!! Metromini sialan! Maunya apa sih? Gw ambil kanan dia ke kanan, gw masuk kiri, dia ngambil penumpang di kiri! Mana dia langsung menyemburkan asap hitam ke muka gw lagi!!!

Ini lagi, bus Patas yang segede gaban tapi nggak tau diri! Berhenti di tengah jalan seenaknya! Kalo Metromini adalah cumi-cumi yang selalu menyemburkan tinta hitamnya, bus Patas itu ibarat gurita instead of cumi-cumi! Gede dan kotak juga! Dan nyemburin 'tinta hitam' polusi juga!


Tapi bersamaan terhantam asap, gw juga jadi sadar, I'm a grown up lady.

Hmmm, yakin nih?
Lady?
Hehehe....

Yeah, I'm not a girl any longer! Secara gw masih aja berpikir bahwa hidup ini playful banget.
Ternyata ya nggak that fun juga. Walopun not that scary juga siiih...
Yah, seperti posting-an gw sebelumnya, life is getting more serious!

Saatnya berpikir tentang bagaimana caranya memimpin dengan baik, bagaimana caranya mengatasi konflik, bagaimana melakukan pendekatan sama orang yang 'susah' dideketin, bagaimana tetep bisa tidur walopun kerjaan seabrek-abrek banyaknya, gimana ngumpulin duit buat nyicil rumah, dan... bagaimana tetep usaha mencari... jodoh?

Hehehe, teteub euy!

Yaaaah, gimana yak, if only I could stay forever young sih, gw juga nggak terlalu napsu berlebihan untuk serius mikirin jodoh kaleeeee...


Akhirnya, jam 10.45 p.m, nyampe juga gw di kost-kost-an setelah seharian menjalani training produser/PD yang cukup menguras otak dan energi.


Masih ada 2 minggu lagi.

Daaaaaan, duniaaaaaa....
Bersiaplah! Bring the challange on!

I'll be ready to get bleed hitting them!


Mudah-mudahaaaan...

Amiiiin...

Saturday, March 31, 2007

SEBELUM KAU MENYESAL


Buat yang belum pernah ambil cuti...
Segeralah ambil cuti....
Sebelum kau mati...
Karena aku baru pulang dari cuti...
Berlibur 10 hari...
Menyenangkan dan menyegarkan sekali...
Bisa liburan di saat yang lain kerja...
Bersenang-senang sementara yang lain tersiksa...
Aaaagh, senangnyaaaa...
Makanya, ambillah cutimu segera...
Sebelum hangus dan sia-sia...
Atau kau pasti 'kan menyesal selamanya...

Thursday, March 8, 2007

ANOTHER HARD BEATS!


Never thought it'd be easy, but neither that it'd be so difficult like this.
Yet I start to do this new job, I've already threatened by the risks.

Until my eyes found the interesting tagline of the upcoming movie...
"Nobody Wins in Jakarta"

It a bit calmed me down.
It's the time for being back
To the basic spirit of
Struggling harder

Thursday, February 15, 2007

LET'S TALKING


Okey, let's talk.
Cowz i got so much to tell.
'Bout how life's been rockin' my world.
Full of surprises.
I am no longer a contract employee.
Got the chance to be back on air.
Got the assesment to be promoted.
Then I no longer could enjoy my lovely weekend.
My spare time to yoga.
For morning coffee at home.
For movies.
I work so hard.
Hopefully, it leads me to something.

And then...
These new friends.
For a friend of girl who left in marriage.
Nina, she has been married in Solo.
And I spent a very long trip in 3 days to attend.
Whatta holiday!

Then this life turns to a mess.
Turn to a good one.
Or a bad one, I dunno.
One thing, I am hitting the limit.
So tired now.

Friday, January 19, 2007

WHAT'S LEFT OF ME?


Pria itu ada di sebelah. Aku melihat sepeda motornya di parkiran bawah. Nggak nyangka juga, akhirnya dia memutuskan tinggal di sebelah kamarku.
Bah!

Aku kesal. Sebal. Aku iri dan cemburu.
Kenapa dia harus datang dalam kehidupanku? Semuanya sudah tampak normal, tapi kemudian cinta itu datang. Aku sama sekali tidak menginginkan cinta itu datang!

Berapa kali aku lihat dia datang dan tersenyum ketika lewat di depan kamarku. Aku tahu, dia sedang berusaha merebut hatiku. Kadang aku membalas senyumnya, tapi dia perlu tahu, I didn't mean it!

Dasar lelaki! Bisanya menyakiti perempuan. Termasuk pria itu, dia menyakiti aku! Semalam, aku menempelkan kuping ke dinding pembatas kamarku dan kamarnya. Karena aku dengar dia tertawa-tawa dengan seorang perempuan!!!
Agh! Aku sakit mendengar mereka tertawa-tawa!
Tiba-tiba saja aku merasa kesepian...

Pria itu...
Dia adalah pria yang datang dengan cinta untuk sahabat aku, right after we're back together, fighting to beat this evil city, Jakarta. Dan, akhirnya mereka menikah minggu lalu.

Aku ikut bahagia untuk mereka.
Tapi, aku juga sedih..., aku kehilangan sahabat nih... Nggak ada lagi deh sahabat untuk curhat masalah kerja sepulang ngantor, sahabat cekikikan sampai tengah malam walaupun besok harus ngantor, sahabat untuk mengagumi sepatu-sepatu di majalah, sahabat untuk belanja-belanji menggila di mal, sahabat untuk berkhayal, sahabat untuk mengalahkan Jakarta yang not easy at all ini...

Selamat ya atas pernikahannya, Nina dan Mas Joko...
Jangan terlalu kenceng dong ketawa ketiwinya, kedengeran dari kamar sebelah lho! Masih untung yang kedengeran ketawa ketiwi... Kalo suara 'yang laen'?

Hehehehe....