Monday, December 11, 2006

OLD FRIENDS, BRAND NEW ME

Weekend kemaren, aku ketemuan sama temen-temen lama.
Awalnya, males banget! Susaaah banget menyeret badanku keluar dari selimut. Maklumlah, buatku, weekend adalah 2x24 jam yang sangat berharga untuk recharging energi setelah 5 hari pol-polan kerja. Alias berhibernasi. Alias sleeping all day long, no matter what.

Bangun jam 10 jadi terlalu subuh di sebuah weekend! Tapi, dengan tekad dan semangat bisa ketemu mantan di SMA, aku mengesotkan tubuh ke kamar mandi. Tentunya, kemudian sambil mandi, kusenyum-senyum sendiri.

Dan ternyata, 5 jam sangat nggak berasa begitu aku ketemu dan ngobrol dengan mereka. Sama sekali nggak nyesal nggak dapet tidur panjang di akhir pekan ini!

Banyaaak sekali yang aku dapat. Kepalaku kebanjiran ide buat siaran (secara cerita dan hidup orang lain bisa jadi inspirasi topik siaran). Dan yang paling penting, kemarin aku jadi dapet sedikit pencerahan!

Satu, aku jadi berpikir untuk lebih bersyukur. Ternyata nggak seharusnya kita beranggapan, kita satu-satunya orang yang punya masalah. Kalimat klise "Semua orang punya masalah", itu bener!

Kedua, mendadak, aku malu banget suka menggerutui pekerjaanku. Karena sore itu, semua teman-temanku mati iri begitu aku cerita soal pekerjaanku di radio.

Trus juga, jadi lucu aja kalo kita ketemu temen lama. Kita jadi disadarkan soal takdir, bahwa hidup itu sudah ada catatannya. Yang direncanain, belum tentu terwujud. Otherwise, hidup juga penuh dengan kejutan-kejutan indah, baik yang enak ataupun nggak.
Siapa yang nyangka kalo si paling cantik di sekolah ternyata sampe sekarang belum dapet kerja?
Siapa juga yang nyangka kalo pasangan paling mesra ternyata nggak jadi merit? Yang perempuan nikah sama artis, yang laki-laki single parent.
Siapa nyangka kalo orang paling kuper sore itu muncul sebagai public relation?
Siapa nyangka kalo anak badung, si playboy itu, sekarang jadi religius banget?

Berasa mulai kebaca seperti apa cerita hidup masing-masing ditulis, lengkap dengan aksen-aksen dramanya. Tuhan hebat. Menulis sebegitu banyak cerita anak manusia dan semuanya tak ada yang sama.

Aku pun pulang dengan fully recharged. To the fullest.

MANTAN-MANTAN

Apa kabar dengan mantanmu?

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmantanku?
I think they're fine.
They moved on.
They're still living the life...
In love with their loved one.

Apakah mereka ingat
Diriku sebagai mantan?
Apakah yang indah-indah?
Atau aku mantan yang mood-mood-an?

Hay, mantan, bagaimana kabarmu?
Apakah kau merindukanku?
Ingat nggak dengan kejadian-kejadian dulu?
Kita bersama melewati waktu...

Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh..
Kalo lagi inget mantan, beginilah...
Tiba-tiba jadi putitis
Milih-milih kata yang rhymis...*

Yang pendiam, yang bandel, yang sok kegantengan...
Cuma segitukah mantanku?
............................
Dan aku?
Aku mantan ke berapanya mereka ya?

Hwwwwwwwwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
Kelamaan sendirian.
Jadi inget-inget mantan.

Friday, December 8, 2006

WHY DO THING HAS TO END

Every story has an ending...
But in life, every ending is just a very beginning...

Tuesday, December 5, 2006

D.E.W.A.S.A sucks!

susah ya jadi orang dewasa?

kita harus realistic, gak boleh emosional, harus bijaksana, gak boleh egois, harus berpikir sebelum bertindak, harus punya harga diri, harus tegar, harus bertanggung jawab...

nah, yang terakhir itu berat!

tanggung jawab, bo! untuk diri sendiri atau pada orang lain.

nggak enak ya jadi orang dewasa.

karena hidup gak lagi cuma senang-senang. hidup harus punya tujuan. hidup harus berarti. hidup bukan untuk diri sendiri. hidup gak bisa bergantung pada orang lain.

lelahnya jadi orang dewasa.

ketika satu masalah selesai, datang yang lainnya. ketika orang-orang datang, kita cintai, tau-tau mereka pergi. dan kita gak boleh nangis! ketika harus mandiri jauh dari rumah. ketika harus ada di atas kemudian terhempas ke bawah.

menjadi dewasa.

apakah aku sudah?